Camping Paskah Jemaat GKI Gunung Sion Iriati : Membangun Kebersamaan Umat serta Penghayatan Sengsara dan Kebangkitan Yesus
WASIOR,– Mentari pagi bersinar terang di Kota Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, Sabtu, 30 Maret 2024. Jarum jam menunjuk 10.15 WIT.
Di sisi samping sebuah gedung gereja, berjejer rumah tenda dengan beragam bentuk dan model. Bangunan berbentuk kemah itu dilengkapi ornamen dan dekorasi bernuansa Kristiani.
Setiap kemah memiliki nama yang unik. Antara lain Golgota, Kapernaum, Getzemani, Eden juga Ottow dan Geisller.
Persis di sebelah jejeran rumah tenda itu, tampak puluhan anak dan remaja sedang antusias bernyanyi dan berjoget bersama.
Sesekali mereka melompat kemudian memutarbalikkan badan mengikuti panduan dari beberapa perempuan yang berdiri di bagian depan. Sejurus kemudian, mereka bertepuk tangan dan tertawa bersama dalam suasana penuh keceriaan.
Kumpulan anak dan remaja itu adalah anak-anak sekolah minggu yang juga bagian dari Persekutuan Anak dan Remaja (PAR) Jemaat Gereja Kristen Injili (GKI) Gunung Sion, Iriati, Distrik Wasior, Teluk Wondama.
Mereka sedang mengikuti kegiatan Camping Paskah yang diselenggarakan dalam rangka menyambut Hari Raya Paskah Tahun 2024.
“Saya senang mengikuti Camping Paskah karena bisa berkumpul bersama teman-teman dan keluarga untuk merayakan Paskah. Saya senang juga karena bisa mengikuti lomba-lomba yang dilakukan di sini, “ungkap Gianina Payai, salah seorang anak sekolah minggu.
Camping Paskah Jemaat GKI Gunung Sion Iriati yang berlangsung dari Jumat-Senin, 29 Maret-1 April 2024 terbilang unik. Sebab, pesertanya tidak hanya anak dan remaja tetapi melibatkan seluruh warga jemaat setempat.
Beni Palapessy selaku Ketua Tim Camping Paskah menuturkan, Camping Paskah tahun 2024 memang melibatkan semua unsur dalam Jemaat Gunung Sion Iriati.
Jemaat Gunung Sion Iriati yang resmi berdiri pada 2017 terbagi dalam empat rayon dan memiliki sembilan komunitas kecil yang diberi nama Kelompok Sel Pemuridan (KSP).
Pelibatan semua unsur dalam jemaat dilakukan untuk membangun kebersamaan dan solidaritas di antara warga jemaat Gunung Sion Iriati yang berasal dari latar belakang suku, etnis dan budaya serta kebiasaan yang berbeda-beda.
“Ini kita buat untuk bagaimana membangun kebersamaan kita. Melalui kegiatan ini bagaimana kita bersama-sama menghayati penderitaan Yesus 2000 tahun yang lalu dan kita mengamalkan itu dalam kebersamaan, “jelas Benni.
Ketua Majelis Jemaat Gunung Sion Iriati Pendeta Maya Teupeyori,STh menuturkan, Camping Paskah sudah menjadi agenda rutin yang selalu digelar setiap perayaan Paskah dengan peserta anak-anak dan remaja.
Namun pada tahun ini untuk pertama kalinya melibatkan warga jemaat dari berbagai unsur.
“Ini adalah titik awal Camping Paskah yang melibatkan semua warga jemaat. Tapi yang nyata terlihat, persekutuan antara warga jemaat itu terjalin. Yang awalnya mungkin renggang, sekarang ini sudah terbangun. Ada saling menyapa satu sama yang lain, “ujar Pendeta Maya.
Keikutsertaan semua unsur dalam Camping Paskah untuk mengenang dan menghayati sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus, menurut Pendeta Maya, tidak hanya untuk membangun kebersamaan semata.
Tetapi diharapkan bisa menjadi momentum untuk semakin memperkokoh persekutuan yang rukun sebagaimana diamanatkan Tuhan Yesus dalam Tri Panggilan Gereja. Yaitu bersekutu, bersaksi dan melayani.
“Jadi kebersamaan dalam menghayati kesengsaraan Yesus sampai pada kebangkitanNya itu bukan hanya rutinitas belaka tapi kami berharap nanti akan terbentuk persekutuan yang kuat. Bukan saja menghayati dengan kata-kata tapi melakukan dalam perbuatan,”jelas Pendeta Maya.
Pendeta Maya juga berharap semangat kebersamaan yang terjalin dalam kegiatan Camping Paskah bisa terus terjaga sehingga bisa berdampak pada semakin meningkatnya spiritualitas jemaat.
“Karena jemaat ini berasal dari berbagai latar belakang suku, etnis yang berbeda sehingga bagaimana dalam perbedaan ini bisa disatukan dalam Kasih Kristus. Kami berharap bukan saja dalam kegiatan begini saja tapi dalam lingkup lainnya dalam keluarga dalam KSP tetap terjalin,”ucap Pendeta Maya.
Khusus bagi anak-anak dan remaja, Pendeta Maya menambahkan, Camping Paskah tahun ini dititikberatkan untuk membekali mereka dengan penghayatan terhadap jejak-jejak penderitaan Yesus Kristus.
“Supaya dalam pertumbuhan mereka sampai dewasa mereka mengenal identitas diri mereka sebagai orang Kristen, mengenal ciri Kristus dalam kehidupan mereka dan siap menderita dan mati untuk Kristus. Sehingga saat dewasa mereka punya iman sudah kuat dan setia mengikuti Kristus, “jelas Maya.
Camping Paskah tahun ini yang melibatkan berbagai unsur jemaat gereja juga disambut positif warga jemaat Gunung Sion Iriati.
Harun Sallu, salah seorang warga jemaat mengaku merasakan ada semangat kebersamaan dan persaudaraan yang terbangun di antara warga jemaat selama mengikuti Camping Paskah.
“Kegiatan ini sangat baik terutama menjalin hubungan keakraban di antara jemaat terutama dalam KSP. Awalnya kita tidak pernah duduk bersama, setelah ada camping ini kita masak, makan, kita berkumpul, satu rasa satu dengan yang lain, “ungkap Harun.
Harun juga mengaku merasakan sukacita dan kedamaian selama berkumpul bersama sesama warga jemaat dalam kegiatan Camping Paskah untuk menyambut dan merayakan Paskah. Nilai-nilai seperti itu yang menurutnya harus terus dipertahankan.
“Kita menjalaninya dengan sukacita dan harapannya bisa berkelanjutan terus di tahun-tahun mendatang dengan pengaturan yang lebih baik lagi, “kata Harun.
Dalam Camping Paskah yang berlangsung selama 4 hari, para peserta mengikuti beragam kegiatan.
Antara lain merangkai bunga dengan tema Paskah, lomba cerdas cermat Alkitab (CCA) untuk anak-anak dan pasangan suami istri, lomba menyanyi lagi rohani untuk pasangan suami istri juga lintas alam serta aneka permainan lainnya.
Anugerah Juliner Tandibelo, salah seorang peserta mengaku senang mengikuti Camping Paskah kali ini karena ada banyak permainan yang menyenangkan.
“Saya senang karena bisa mengikuti lomba yang dikasih sama kaka pengasuh dan ibu pendeta. Saya senang dengan permainan jalan keliling, kami disuruh jongkok dan lompat-lompat untuk mengenang sengsara Tuhan Yesus, “ujar Anugerah yang merupakan siswa kelas IV SD.
Pendeta Maya menambahkan, Camping Paskah diharapkan menjadi sarana rohani terutama bagi anak-anak dan remaja Kristen untuk bisa menemukan kebenaran sejati dalam diri Yesus Kristus yang rela mengorbankan nyawaNya untuk menebus dosa umat manusia.
Hal itu sejalan dengan Tema Paskah tahun ini yaitu ‘Hidup Sebagai Alat KebenaranNya’.
“Sehingga mereka bertumbuh dan merasakan pengorbanan Yesus di Salib dan kebangkitanNya mengalahkan kegelapan. Harapannya akan terbentuk ciri tersendri dalam kehidupan anak-anak Kristen yakni hidup dalam kesetiaan, ketaatan dan juga dalam kebenaran bersama Kristus, “pesan Maya.
Sebagai informasi, Jemaat GKI Gunung Sion Iriati terbentuk pasca bencana banjir bandang Wasior pada 2010. Umat dari gereja ini mayoritas merupakan eks korban banjir bandang Wasior yang direlokasi ke kompleks hunian tetap (huntap) III di Iriati.
Untuk memudahkan peribadatan, warga GKI di huntap III Iriati bersepakat membentuk Pos PI (Pos Pekabaran Injil) – semacam gereja mini untuk tempat pelayanan rohani pada 2015.
Pos PI Gunung Sion kemudian ditingkatkan statusnya menjadi Jemaat mandiri dalam rapat kerja (raker) Klasis GKI Wondama pada 25 Juni 2017.
Kini, setelah 7 tahun berdiri menjadi gereja mandiri, Jemaat GKI Gunung Sion Iriati terus berkembang dan saat ini memiliki umat sebanyak 70 lebih KK dengan jumlah jiwa mencapai 700-an orang.
“Melalui kebersamaan, kami gotong royong membangun gedung gereja sendiri (sejak 2017) Dan rasa kebersamaan itulah yang ingin terus kami pupuk sampai sekarang ini, “kata Benny Palapessy yang merupakan salah satu inisiator pendirian Jemaat Gunung Sion Iriati.