Masa Pemerintahan Pendek, Situasi Sulit, Pemkab Wondama Optimis Keluar Dari Miskin Ekstrim
Teluk Wondama , Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Teluk Wondama mengalami peningkatan sejak tahun 2015 hingga tahun 2022 sebesar 1,08 persen. Tentu ada peningkatan kenaikan IPM meski kenaikannya berangsur-asur walapun tidak menunjukan presentasi peningkatan yang siknifikan. Hal ini disampaikan Bupati Kabupaten Teluk Wondama, Ir. Hendrik Syake Mambor, MM ketika memaparkan materi tentang Prioritas kepala daerah dan wakil kepala daerah dalam arah kebijakan pembangunan tahun 2024 pada kegiatan Pembahasan Forum Komunikasi Perangkat Daerah pada Musyawarah Rencana Pembangunan Daerah (Musrembang) Tahun 2024 pemda Teluk Wondama di distrik Rumberpon, Jumat, (31/3).
Bupati Mambor mengatakan, meski terjadi peningkatan IPM secara terus-menerus dalam kurun waktu kurang lebih 7 tahun sejak 2015 hingga 2022, namun angka kemiskinan di Teluk Wondama masih tinggi.
‘’Untuk IPM di tahun 2022 berada pada posisi 61,08 dan selama kurun waktu 2015 sampai 2022 lanju pertumbuhan indeks pembangunan manusia Teluk Wondama cenderung mengalami peningkatan rata-rata pertumbuhnan 1,08 jadi ada naik-naik tapi sedikit-sedikit saja. Nah, ini tantangan kita berpikir untuk meningkatkan presentase IPM. Ini banyak indikatornya, mulai dari kesehatan, pendidikan, ekonomi, usia harapan hidup sebesar 60, 66 persen walaupun angka ini lebih baik dari tahun sebelumnya namun dalam kurun waktu 2016 sampai 2022 mengalami peningkatan hanya 0,25 persen. Peningkatkan tidak terlalu signifikan,’’ Jelas Mambor.
Mambor juga menyampaikan laju pertumbuhan ekonomi kabupaten Teluk Wondama mulai bergerak naik. Itu artinya ada upaya-upaya peningkatan ekonomi di Teluk Wondama meski pertumbuhannya tidak terlalu besar.
‘’Aspek ekonomi ada beberap indikator, yaitu angka kemiskinan Teluk Wondama. Masih sangat tinggi walaupun kita mampu menurunkan dari tahun 2021 sebesar 31, 60 persen menjadi 30, 04 persen di tahun 2022 turun 1,55 persen namun penurunan tersebut masih berdampak pada kehidupan masyarakat. Masih terdapat 4,181 Jiwa atau 12,04 persen di tahun 2022 yang di kategorikan penduduk miskin ekstrim,’’ ujar Mambor.
Lanjut Mambor menegaskan, menaikan taraf ekonomi kabupaten Teluk Wondama terutama masyarakat merupakan tanggungjawab besar bagi setiap pemangku kepentingan terutama para pimpinan OPD.
‘’Laju pertumbuhan ekonomi sebesar 3,20 persen merupakan tertinggi kedua setelah kabupaten Arfak sebesar 13, 97 persen. Kondisi ini menunjukan telah mulai terjadi perbaikan di sektor ekonomi kita. Memang ada perubahan tetapi tidak terlalu besar. Ini menjadi tanggungjawab kita semua untuk bagaimana menaikan taraf ekonomi. Saya tidak mengajak kita semua menaiki anak tangga dari bawa yang pertama langsung lompat menaiki tangga yang ke 10. Kita mulai dari satu dua tangga dan kita naik terus,’’ ucap Mambor penuh Optimis.
Lanjut, Bupati Mambor juga mengajak seluruh OPD agar optimis melaksanakan setiap program kerja di tahun 2023/2024. Sebeb, tahun ini menurut Mambor adalah tahun di mana terjadi inflasi besar-besar belum lagi wabah Covid-19, yang hingga saat ini masih ada. Hal tersebut tentu sangat mempengaruhi tatatan ekonomi di berbagai daerah termasuk Kabupaten Teluk Wondama.
Oleh sebab itu, Mambor berharap angka kemiskinan ekstrim masyarakat Wondama dapat di hapuskan melalui program-program atau inovasi di setiap OPD yang meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga perputaran ekonomi Wondama kembali terus meningkat dan jumlah masyarakat kategori miskin ekstrim berkurang.
‘’Saya berharap kita bisa menyelesaikan permasalah kemiskinan, kalau tidak salah 4,29 persen secara umum. Kemiskinan estrim kita juga berhasil menurunkan tetapi masih sedikit. Saya ajak mari kita renungkan. Masa pemerintahan ini pendek tapi dia berada pada masa sulit. Covid-19, miskin, miskin ekstrim, inflasi mulai terasa. Ini hal-hal yang sudah mulai terjadi di kota. ini menjadi tanggungjawab kita bersama melaksanakan program merencanakan program bagaimana peran kita mengangkat dan mengurangi bahkan kalau bisa menuntaskan permasalah-permasalahan daerah yanga da di kabupaten Teluk Wondama’’ tutur Mambor.
‘’Saya garis bawahi bahwa masa pemerintahan ini pendek. Tetapi kita berada disituasi yang sulit. Jadi kita jadwalkan puasa bersama yang aman dari covid-19 karena kita belum bebas. Terjadi inflasi,’’Ujar Mambor.
Tak hanya miskin ekstrim tetapi juga berkaiatan dengan angka stanting di kabupaten Teluk Wondama. Mambor mengatakan Penurunan angka Stanting dan miskin ekstrim di kabupaten Wondama harus menjadi agenda kerja prioritas oleh pemerintah daerah.
‘’Arah kebijakan pembangunan serta prioritas pembangunan juga kegiatan prioritas untuk stanting kita masih mengalami peningkatan hanya 1,07 persen. Stanting kita masih ada di angka 26,01 persen di tahun 2022 turun di bandingkan tahun 2021 yang mencapai 31,08 persen turun sebesar 4,29 persen. Penurunan angka perfalensi stanting harus terus kita lakukan mengingat stanting dan kemiskinan ekstrim merupakan bagian agenda prioritas nasional seperti amanat presiden beberapa waktu lalu. Tetapi juga inflasi,’’ kata Mambor.
Pada kesempatan itu juga Mambor berharap, para kepala OPD serta, Legislatif dan semua yang terlibat langsung pada program kerja pemerintah kabupaten Teluk Wondama dapat harus berpikir program kerja yang berdampak positif terutama pada stanting, miskin ekstrim dam dan IMP yang masih rendah.
‘’Indikator pembangunan diatas adalah indikator tersebut masih berada di bawa indikator makro pembangunan di Provinsi Papua Barat secara nasional. Ekonomi dan SDM yang saya sebutkan di atas merubah paradigma berpikir kita sehingga tidak berfokus pada penyerapan anggaran semata melainkan berfokus pada kerja yang menghasilkan dampak positif, sehingga manfaat harapan perubahan ada,’’tutur Mambor.