Ribuan Pendeta se Tanah Papua akan Hadiri Perayaan Satu Abad Tanah Peradaban 2025 di Wondama
WASIOR, Kominfo Teluk Wondama – Perayaan Satu Abad Tanah Peradaban Orang Papua akan dilangsungkan di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat pada 2025 mendatang.
Perayaan untuk mengenang 100 tahun dimulainya sekolah formal pertama bagi orang asli Papua pada 1925 rencananya dihadiri ribuan pendeta dari Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua.
Bupati Teluk Wondama Hendrik Mambor mengatakan informasi terkait kehadiran ribuan pendeta GKI itu dia peroleh langsung dari salah satu petinggi Sinode GKI di Tanah Papua di Jayapura.
“Saat diskusi dengan Kabid Umum Sinode GKI beberapa waktu lalu, beliau menyampaikan bahwa tahun depan semua pendeta GKI akan datang ke Teluk Wondama.
Jadi saya tanya ketua klasis (Klasis GKI Wondama) berapa banyak, beliau jawab ada ribuan. Itu baru pendeta GKI, belum dari denominasi agama yang lain juga tamu-tamu yang lain yang datang, “ungkap bupati di Wasior pada peresmian ruang VIP RSUD DR Alberth Torey baru-baru ini
Untuk itu bupati kembali menekankan persiapan untuk menghadapi hajatan keagamaan skala besar itu harus dimulai dari sekarang.
Mambor minta seluruh perangkat daerah Pemkab Teluk Wondama mulai merealisasikan agenda maupun kegiatan-kegiatan untuk menunjang pelaksanaan perayaan Satu Abad Tanah Peradaban.
Termasuk juga untuk menyambut pelaksanaan Sidang Sinode ke-19 GKI di Tanah Papua pada 2027.
“Saya selalu berteriak kepada bapak ibu pimpinan OPD, mulailah lakukan langkah-langkah terus, satu persatu kita persiapkan apa yang dapat menunjang dua momen besar ini, “kata bupati.
Sebagai informasi, sekolah formal pertama untuk mendidik orang asli Papua dibuka pada 25 Oktober 1925 di Bukit Aitumeiri, Miei Distrik Wasior.
Dibukanya sekolah itu menandai lahirnya peradaban baru orang asli Papua karena orang asli Papua akhirnya bisa menulis membaca berhitung dan bernyanyi.
Sekolah pertama di Bukit Aitumeiri itu kemudian berkembang menjadi pusat pendidikan bagi orang asli Papua yang mencetak banyak tokoh besar Papua pada masa itu.
Pendirinya adalah seorang Pewarta Injil atau Zendeling asal Belanda Isaac Semuel Kijne yang kini dikenang sebagai Guru Orang Papua. Kawasan Bukit Aitumeiri sendiri sudah ditetapkan menjadi situs religi bersejarah bagi orang Papua.
Salah satu yang paling ikonik adalah Situs Batu Peradaban yang menjadi tempat dahulu Pendeta I.S Kijne biasa duduk untuk mengajar anak-anak Papua tentang segala hal.
Pada 2023, Pemkab Teluk Wondama telah memulai penataan terhadap kompleks Situs Batu Peradaban Aitumeiri menggunakan dana dari APBD.