Setahun Bertugas di Wondama, Indonesia Mengajar Dorong Semua Pihak Terlibat Majukan Pendidikan
WASIOR, – Para pengajar muda dari Yayasan Indonesia Mengajar berharap kehadiran mereka selama satu tahun di Kabupaten Teluk Wondama bisa menggerakkan kesadaran berbagai pihak untuk mau terlibat memajukan pendidikan di daerah itu.
Sejak pertengahan Maret 2023 lalu, Yayasan Indonesia Mengajar menempatkan delapan orang pengajar muda yang tergabung dalam Angkatan XXIV di Kabupaten Teluk Wondama.
Mereka bertugas sebagai guru sukarelawan pada delapan Sekolah Dasar (SD) di kampung/desa terpencil dan terdalam di Kabupaten Teluk Wondama.
Koordinator Pengajar Muda Angkatan XXIV Riski Nopriyana mengatakan selama setahun bertugas di Teluk Wondama, dia bersama tujuh rekannya tidak hanya mengajar di kelas tetapi juga melibatkan diri dalam berbagai kegiatan di masyarakat.
Interaksi melalui beragam bentuk dan cara juga dilakukan untuk membangun hubungan yang baik dengan berbagai pihak mulai dari lingkup sekolah, masyarakat di kampung hingga pemangku kepentingan di tingkat kabupaten.
Hal itu dilakukan dengan satu tujuan untuk mengajak semua pihak ikut perduli terhadap pendidikan sebagaimana visi Yayasan Indonesia Mengajar yakni mengajak semua orang untuk ikut terlibat dalam pendidikan.
“Di manapun, siapapun yang kami temui baik itu guru, kepala sekolah, dinas yang berbeda baik itu motores yang membawa perahu, sopir atau dari profesi lainnya kami tetap bahas pendidikan.
Kenapa, karena ini satu konsep gotong royong (untuk bangun pendidikan, “kata Riski pada acara pisah sambut Pengajar Muda Indonesia Mengajar angkatan XXIV ke Angkatan XXVI di Aula Sasana Karya Kantor Bupati Teluk Wondama di Rasiei, Kamis, 14 Maret 2024.
Meski tidak lama, kehadiran para pengajar muda dari Indonesia Mengajar di Teluk Wondama diharapkan dapat membawa dampak positif bagi perkembangan dunia pendidikan di kabupaten berjuluk Tanah Peradaban Orang Papua.
“Sesuai tagline kami, setahun mengajar, selamanya terinspirasi. Harapannya, Indonesia Mengajar bisa menjadi jembatan untuk saling berkenalan dan berjejaring untuk membangun pendidikan di Teluk Wondama, “ucap Riski yang bertugas di SDN Sariay Distrik Roon.
Riski menceritakan selama setahun berada di Teluk Wondama, dia bersama rekan-rekannya berupaya beradaptasi menjadi orang lokal layaknya penduduk asli setempat.
Mereka tidak segan menjalani berbagai aktivitas yang biasa dilakukan warga lokal seperti menjaring ikan, pergi ke kebun, tokok sagu hingga berdialog menggunakan bahasa lokal setempat.
“Kita di sini hidup membaur dengan masyarakat lokal jadi kami berusaha menjadi warga lokal. Itu kita biasakan. Bahkan teman-teman juga berusaha memakai bahasa yang sama. Bahasa Roon, bahasa Naikere, “ungkap Riski.
Riski mengaku dia bersama teman-temannya juga merasa nyaman selama bertugas di Teluk Wondama karena diterima dengan baik oleh masyarakat maupun Pemerintah Daerah.
“Kami sangat bahagia berada di sini. Buktinya kami berdelapan semua sehat-sehat sampai sekarang. Kami menganggap bapak ibu semua adalah orang tua kami, “ucap dia.
Bupati Teluk Wondama Hendrik Mambor mengakui kehadiran pengajar muda dari Yayasan Indonesia Mengajar telah banyak membantu Pemda dan masyarakat terutama dalam pengembangan pendidikan.
Mambor mengaku salut dengan semangat dan dedikasi tinggi yang ditunjukkan Riski bersama teman-temannya selama bertugas di Wondama. Spirit dan etos kerja seperti itulah yang menurut bupati patut dicontoh oleh para guru maupun generasi muda di Teluk Wondama.
“Kehadiran Indonesia Mengajar telah banyak membantu kita. Guru tidak ada, kepala sekolah tidak ada tapi pengajar muda dari Indonesia Mengajar tetap ada untuk mengajar. Padahal mereka tinggal di tempat-tempat yang sulit. Ini yang mesti kita contoh, “kata bupati.
Adapun kiprah Yayasan Indonesia Mengajar di Kabupaten Teluk Wondama kini dilanjutkan oleh Pengajar Muda Angkatan XXVI yang juga berjumlah delapan orang. Mereka masih ditempatkan pada kampung dan distrik yang sama dengan penempatan sebelumnya.