Rapat Paripurna DPRK Wondama Hening Cipta Khusus Doakan Korban Banjir Bandang Wasior 2010
WASIOR – Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Teluk Wondama pada Selasa malam (3/10/2023) sempat diisi dengan mengheningkan cipta khusus untuk mendoakan arwah para korban yang meninggal dalam bencana banjir bandang Wasior pada 4 Oktober 2010.
Di sela-sela sambutan penutupan rapat paripurna pengesahan Raperda Non APBD, Wakil Ketua DPRK Arwin selaku pimpinan rapat meminta seluruh hadirin berdiri.
Arwin lantas meminta semua yang hadir menundukkan kepala sejenak guna mendoakan mereka yang menjadi korban pada bencana dashyat yang terjadi 13 tahun silam itu.
“Sebelum melanjutkan sambutan ini, saya mengajak kita semua mengheningkan cipta sejenak untuk mendoakan arwah saudara-saudari kita yang menjadi korban pada bencana banjir bandang 4 Oktober 2010 lalu yang akan kita peringati pada esok hari (hari ini), “kata Arwin.
Selain pimpinan dan anggota DPRK, rapat paripurna itu juga dihadiri oleh Bupati Hendrik Mambor, Dandim 1811/Teluk Wondama Letkol Inf Budi Setiadi dan Sekda Aser Waroi.
Juga para pimpinan OPD Kabupaten Teluk Wondama, kepala distrik dan undangan lainnya.
Arwin mengatakan bencana banjir bandang yang terjadi 13 tahun silam itu merupakan tragedi paling kelam dalam sejarah perjalanan Kabupaten Teluk Wondama.
Selain meluluhlantakkan kota Wasior dan sekitarnya, tercatat sedikitnya ada 130 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya mengalami luka-luka.
Beberapa yang meninggal tidak ditemukan jasadnya sampai sekarang ini.
Banjir akibat meluapnya beberapa sungai besar secara bersamaan itu juga memaksa ratusan kepala keluarga harus meninggalkan rumah mereka dan berpindah ke hunian tetap (huntap) yang dibangun pemerintah hingga sekarang ini.
“Mari kita mengambil hikmah dari tragedi banjir bandang yang terjadi pada 13 tahun silam itu sebagai pembelajaran bagi kita semua untuk terus menjaga hubungan baik dengan alam ciptaan Tuhan serta menghargai kearifan lokal di tanah ini, “pesan Arwin.
Adapun Pemkab Teluk Wondama telah menetapkan 4 Oktober sebagai hari libur fakultatif untuk memperingati peristiwa kelabu itu.
Warga kota Wasior dan sekitarnya khususnya umat Gereja Kristen Injili (GKI) terpantau menggelar doa bersama di sejumlah gereja untuk mendoakan mereka yang menjadi korban.