Dinas Perikanan Wondama Siapkan 25 Nelayan Lokal untuk Penerapan E-Logbook Penangkapan Ikan
WASIOR – Dinas Perikanan Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat mulai menerapkan metode e-logbook untuk pencatatan hasil tangkapan ikan.
E-logbook merupakan buku catatan harian penangkapan ikan secara elektronik berbasis aplikasi.
Sebanyak 25 nelayan lokal dipersiapkan untuk menjadi pelaku pertama penerapan e-logbook penangkapan ikan di daerah itu.
Rabu (13/9), mereka mengikuti sosialiasi dan pelatihan penggunaan aplikasi e-logbook penangkapan ikan di aula Kantor Distrik Wasior.
Ke-25 nelayan diberikan masing-masing satu unit smartphone sebagai perangkat untuk melaporkan hasil tangkapan.
Pelatihan tersebut bekerjasama dengan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Ternate, Gef dan WWF.
Kepala Sub Pokja Kesyabandaran Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Ternate, Maulana Amin Husein selaku narasumber menjelaskan, penerapan e-logbook penting untuk penyediaan data perikanan yang akurat dan berkelanjutan yang dibutuhkan pemerintah untuk perencanaan pembangunan sektor perikanan.
Dia mengatakan realitas menunjukkan banyak daerah tidak memiliki data yang baik di sektor perikanan sehingga sering kali salah kaprah dalam penerapan kebijakan di sektor perikanan dan kelautan.
Demikian pula ketika mengajukan usulan program ke pemerintah pusat sering kali ditolak karena tidak disertai data dukun yang komprehensif.
“Kita punya ikan ini banyak tapi tidak ada data yang sampai ke pimpinan-pimpinan kita (pemerintah pusat). Sehingga pada saat tersedia anggaran kemudian dilakukan pemilihan program, itu tidak jalan karena tidak sesuai atau tidak tepat sasaran. Karena tidak ada data nelayan, tidak ada data (penangkapan) ikan “ujar Amin.
Melalui penerapan e-logbook, lanjut Amin, hasil tangkapan ikan oleh para nelayan akan tercatat setiap waktu.
Tidak cuma Pemda yang bisa mengaskes, e-logbook juga bisa dipantau setiap saat oleh pemerintah provinsi hingga pusat. Termasuk juga para pelaku usaha sektor perikanan.
Amin berharap 25 nelayan yang mengikuti pelatihan bisa terus aktif melaporkan hasil tangkapannya setiap kali melaut sehingga ke depan data perikanan di Teluk Wondama dapat tersaji dengan baik.
Dengan data yang baik diharapkan akan ada intervensi dari pemerintah pusat maupun sektor swasta untuk menopang pembangunan sektor perikanan di Teluk Wondama.
“Contoh satu nelayan di Teluk Wondama bisa menangkap 1 gabus (coolbox) kita kali dengan 25 orang saja perhari bukan main hasilnya. Bagaimana kalau dikali dengan satu tahun, lima tahun pasti banyak sekali ikan yang sebenarnya ditangkap.
Jadi harusnya kita bisa mendapatkan anggaran-anggaran untuk pembangunan perikanan agar perikanan di sini menjadi lebih maju, “ucap dia.
Kepala Dinas Perikanan Teluk Wondama Tonci Sumuai mengakui data perikanan yang dimiliki Pemda selama ini masih amburadul karena berbagai faktor termasuk keterbatasan sumber daya manusia.
“Kita di Kabupaten Teluk Wondama memang krisis data produksi dan penangkapan ikan. Sangat terbatas sekali, “ujar Tonci.
“Maka dengan kegiatan ini kita bisa dapat data dari mereka (nelayan lokal). Kita punya potensi cukup tinggi tapi di sisi lain kita lihat sektor perikanan ini belum berjalan dengan baik, “lanjut dia.
Karena itu dia menyebut penerapan e-logbook penangkapan ikan menjadi jalan keluar untuk memutus ketidakberesan data perikanan yang terjadi selama ini.
Tonci mengatakan pihaknya akan mengawal ke-25 nelayan yang telah mengikuti pelatihan sehingga bisa terus aktif melaporkan hasil tangkapan ikan setiap kali melaut.
“Maka dengan pelatihan yang ada ini bisa kita manfaatkan 25 orang yang ada ini dulu. Jadi kita bagi-bagi HP (telepon genggam) untuk mereka untuk nantinya kita pantau sejauh mana produksi di Wondama ini bisa berkembang, “ujar mantan Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wondama ini.