Berita Terkini

Presentase Stunting Wondama dari 31 Persen Turun Jadi 26 Persen, Koordinator Satgas PPKS BKKBN Akui Wondama Punya Formula Penanganan Stanting dan Miskin Ekstrim Yang Baik

Wondama,  Stunting hingga kini menjadi persoalan yang tak kunjung usai.

Namun stanting wajib mejadi target persoalan yang harus di selesaikan demi terwujudkan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang unggul.

Koordinator Sekertariat Satgas Pusat pelayanan Keluarga Sejahtera (PPkes) Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bidang Percepatan Pencegahan Stanting dan kemiskinan ekstrim Benyamin Lado mengatakan dari hasil survei tim kerjanya angka stanting dan kemiskinan ekstrim di Kabupaten Teluk Wondama menurun.

Hal tersebut di uangkapkan Lado ketika di temui awak media reportase.papua.co.id pada acara orientasi pemberdayaan ekonomi keluarga akseptor di kampung KB. Acara tersebut berlangsung kampung Maniwak distrik Wasior tepat di gedung kreatif Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Rabu, 7 Juni 2023.

Lado mengatakan penurunan angka stanting di Teluk Wondama lumayan tinggi karena tidak jauh berbeda percepatan penurunannya dengan kabupaten Bintuni, Maibrat dan Sorong. Sebab menurut Lado, pemkab Teluk Wondama memiliki strategi atau formula yang dapat menangani masalah stanting sekaligus kemiskinan ekstrim.

‘’Di Papua barat yang paling besar itu kan Maibrat 7,3 persen penurunnya dan kabupaten Sorong di susul Teluk Bintuni dan Wondama sama angka penurunanya di 4 persen. Kalau kita baca data kemiskinan ekstrim di Teluk Wondam sangat menurun. Artinya apa yang di lakukan oleh pak bupati dan jajarannya sangat luar biasa, baik itu stanting maupun kemiskinan ekstrim,’’ Jelas Lado.

Di cecer mengenai presentase data angka miskin ekstrim dan stanting di Wondama, Lado katakan, untuk saat ini (tahun 2023) data rill mengenai kemiskinan ekstrim dan stanting masih dalam tahapan survei.

Akan tetapi dari hasil survei data, kata Lado terjadi penurunan angka stanting dan miskinan esktrim yang sangat baik di Teluk Wondama.
‘’ Saya tidak mau sebut angka tapi ya kalau turun-turun. Karena sekarang ini kita sementara singrkonkan data dan data itu sangat bervariasi.

Kalau Teluk Wondama itu dari 31 turun 26 persen, penurunannya sekitar 4,9 persen . artinya ini luar biasa. Itu ada dua fersi data yang menggambarkan performance tapi data rill untuk interfensi itu data yang bersumber dari Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat. (EPPGBM) itu data by name bay address,’’ ungkap Loda.

Menurut Lado, saat ini pemkab Teluk Wondama sudah menemukan cara menangani stanting dan miskin ekstrim yang sangat cepat, meski korelasi kemiskinan ekstrim dan stanting itu saling berkaitan erat. Namun menurut Lado, kedua-duanya dapat di atasi dengan cukup baik oleh Pemkab Wondama.

‘’Kalau kita baca korelasi penyebabnya miskin ekstrim dengan penyebab stanting itu beririsan. Jadi mungkin teman-teman disini sudah dapat data penyebab masalah ini sehingga sekali pemerintah intervnesi dua maslah itu teratasi atau tertangani.

Sehingga memang ada link positif. Berbeda dengan kabupaten lain, miskin ekstrim turun tetapi stantingnya naik. Nah, ini jadi pertanyaan, memang betul tidak semua orang miskin ekstrim itu melahirkan anak stanting tetapi penyebab-penyebabnya itu, beresiko melahirkan anak stanting, misalnya masyarakat ada yang tidak punya jamban yang baik, air bersih, hamil dalam kondisi kurang gizi itu penyebab-penyebab. Ini membutuhkan kerja keras,’’ Tukas Lado.

Sementara kepala bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Ariestini Tinoring mengatakan untuk mendorong angka kemiskinan ekstrim terutama stanting di kabupaten Teluk Wondama menurun lebih di utamakan metode penegahan stanting.

Sesuai tupoksi dan bidang, Tinoring mengaku upaya-upaya pencegahan terus di lakukan dengan cara Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada ibu hamil dan anak-anak. Pemberian sembako, serta terus melakukan sosialisasi Keluarga Berencana (KB)
‘’Kalau kita lebih ke pencegahan. Sosialisasi, pemberian PMT, pemberian sembako terus kita lakukan terutama apabila kita mendapat laporan dari petugas kami di lapangan apabila di temui masyarakat dengan gizi buruk. kalau di temui dalam keadaan hamil, itu kita lakukan tindakan bagaimana memperbaiki gizi sehingga tidak melahirkan anak stanting,’’ Ujar Tinoring.

Tinoring menambahkan untuk terus melakukan upaya pencegahan stanting pada anak dan ibu hamil, pihaknya saat ini telah memiliki tim pencegahan yang baik. Sehingga begitu di temukan ada anak dengan gizi buruk atau ibu hamil yang tentan melahirkan anak stanting langsung di atasi dengan pemberian gizi yang cukup.

‘’Kader-kader yang ada di kampung baik KB maupun PKK ambil data juga. Kami punya tim pakar diantaranya adalah ahli gizi, dokter sipesialis SPOG dan juga dokter spesialis anak. Data yang di himpun oleh para dokter sehingga, kita tahu masyarakat ini beresiko stanting atau ibu hamil kurang gizi. Kita terus berupaya melakukan pencegahan stanting sedini mungkin,’’ Ungkap Tinoring