Berita Terkini

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, Otto Parrorongan menyebutkan aksi Bela Kampung melibatkan masyarakat dan petugas kesehatan, untuk saling mengingatkan bahaya malaria.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, Otto Parrorongan menyebutkan aksi Bela Kampung melibatkan masyarakat dan petugas kesehatan, untuk saling mengingatkan bahaya malaria.

Masyarakat kampung juga akan terus menerus diingatkan untuk menjaga lingkungannya, memakai kelambu disaat tidur, melakukan penyemprotan hingga pelatihan kader kampung. Jaga Pintu Rumah Tak hanya itu saja, Pemerintah Provinsi Papua Barat bekerja sama dengan Kemitraan Masyarakat dan Pelayanan untuk Kesejahteraan (KOMPAK) dan Yayasan BaKTI (Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia) melalui Program KOMPAK-BaKTI LANDASAN II dan stakeholder terkait, membantu pemerintah setempat melalui program yang mengintegrasikan HIV-AIDS di dalam unit layanan dan kerja kampung, sebagai pusat yang menggerakkan pencegahan dan penanggulangan HIVAIDS.

Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan menyebutkan sampai saat ini hanya ada 2 provinsi yakni Provinsi Papua dan Papua Barat berdasarkan Survey Terpadu Biologis dan Perilaku tahun 2013, dikategorikan sebagai daerah dengan epidemi meluas dengan prevalensi 2,3%.

Ini berarti setiap 100 penduduk di Tanah Papua diprediksi akan ada 2-3 penderita HIV.

Angka prevalensi yang sangat tinggi ini masih sangat jauh dari target nasional yaitu 0,5% pada tahun 2019. Kata Dominggus, tingkat prevalensi setinggi 2,3% menunjukkan bahwa penyebaran HIV sudah sampai ke masyarakat umum. Data Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat menyebutkan kasus HIV-AIDS mencapai 6.369 kasus. Sebanyak 838 diantaranya sudah meninggal. Bila estimasi penemuan kasus HIV sebesar 20 ribu, berarti baru sekitar 30% kasus yang berhasil ditemukan dan lebih kurang 70% kasus belum berhasil ditemukan.

Untuk mengatasi penyakit HIV-AIDS, Provinsi Papua Barat juga mencanangkan bebas HIV/AIDS pada 2027 dengan pola “Jaga Pintu Rumah” yang artinya, semua orang di lingkungan rumah masing-masing, saling meningatkan kepada penghuni rumah, untuk selalu kembali pulang ke rumah.

“Aksi ini dilakukan antar kelompok rumah masing-masing, agar misalnya si bapak ke kantor, harus melapor kepada ibu atau kepada seisi rumah, agar selalu kembali ke rumah, bukan ke tempat lainnya, begitupun penghuni rumah lainnya” kata Otto, ditemui di tempat yang sama.

Kabar Tanah Papua Papua & Papua Barat